, JAKARTA – Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku senang bisa berpuasa bersama keluarganya.
Anas Urbanengram dikabarkan resmi bebas dari penjara belum lama ini setelah tersangkut kasus korupsi Hambalang.
Anas mengatakan kepada Duren Sawit dari Urbaningrum, “Ini adalah tahun pertama saya bisa mengumpulkan Ramadhan di rumah. Tentu sembilan tahun bukanlah waktu yang singkat, jadi saya sangat bersyukur. Yang terpenting adalah diisi dengan rasa syukur.” . Jakarta Timur, Minggu (16 April 2023).
Anas Urbaningrum mengungkapkan, setelah bebas ia lebih sering mengunjungi rumah orang tuanya di Blitar.
“Dulu saya dari Bandung ke Blitar dulu. Sawan dan ibunya ke Blitar, tapi sebelum sampai Blitar, mereka singgah di Semarang. Dan sekembalinya dari Blitar, mereka singgah di Tegal dan kemudian sampai di Jakarta. Mereka bersahabat. , Kerabat dan teman berkumpul untuk sarapan bersama: “Hari pertama, kemarin, hari ini. Ya persahabatan, persahabatan.”
Anas Urbaningrum mengatakan akan mempersiapkan Idul Fitri dalam waktu dekat.
“Rencana terdekat adalah persiapan Idul Fitri,” kata Anas.
Pungkasnya dengan mengatakan, “Insya Allah rencana sholat Idul Fitri nanti berakhir di Jogja dan silaturahmi kita berakhir di Yogja, dan kita akan kembali ke kampung halaman kita di Blitar dan melanjutkan silaturahmi di banyak tempat.”
Seperti diberitakan sebelumnya, Anas Urbaningrum telah resmi dibebaskan dari penjara setelah ditangkap dalam kasus korupsi Hambalang.
Menghirup udara bebas usai keluar dari Lapas Kelas 1 Sukamiskin Bandung pada Selasa sore (4 November 2023), Anas langsung berpidato.
“Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Kepala Sekolah, Kepala Sekolah, dan semua staf yang telah membesarkan saya hingga saat ini. Selain apa yang ada dalam diri kita masing-masing, masing-masing dari kita memiliki poin kebebasan atau kemerdekaan,” ujarnya dalam sambutannya Anas Urbaningrum. Ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah saya lupakan.
Anas kemudian berterima kasih kepada laman Sukamiskin atas kehadiran mereka yang bonafide.
“Saya ingin menyimpan saudara-saudari ini di halaman depan hati saya. Tetapi semua orang di sini dan mereka yang tidak datang berdoa agar Tuhan mengirimkan harapan ada di lubuk hati saya,” jelasnya.
Anas melanjutkan karena jauh di lubuk hatinya ada ikatan, ikatan, dan komitmen.
Dia menyimpulkan bahwa “kami merasa kami bukan individu yang mampu bergerak secara mandiri, melainkan sebagai jaringan tujuan perjuangan”.